
Di daerah Timur Tengah, ada kisah cerita rakyat yang sangat terkenal hingga ke seluruh dunia. Kosah tersebut lebih dikenal dengan kisah 1001 malam, dimana cerita tersebut berisikan tentang berbagai cerita dengan tokoh yang berbeda dan alur cerita yang menarik. Di dalamnya termasuk legenda, fabel, roman, dan dongeng dengan latar yang berbeda-beda.
Pada mulanya cerita ini dibuat oleh seorang ratu wangsa Sasan, Syahrazad yang menceritakan rangkaian kisah-kisah yang menarik kepada suaminya, Raja Syahriar, untuk menunda hukuman mati atas dirinya. Kisah-kisah ini diceritakannya selama seribu satu malam. Tiap-tiap malam, Syahrazad mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan sehingga sang raja pun selalu menangguhkan perintah hukuman mati agar dapat mendengar kelanjutan kisah yang diceritakan Syahrazad. Salah satu kisah yang diceritakan oleh Syahrazad adalah kisah seorang pelaut yang bernama Sinbad.
Sinbad, merupakan seorang pelaut yang tinggal di Baghdad pada masa pemerintahan Kahlif Agung yang bernama Harun Al Rashid. Sinbad merupakan orang yang kaya raya, dia mempunyai rumah besar yang lokasinya sangat strategis. Namun pada masa mudanya Sinbad merupakan orang yang ceroboh dan hidup dalam kemiskinan.
Perjuangan hidup Sinbad dimulai saat dia terpuruk dalam kemiskinan. Pada saat itu, Sinbad menjual segala harta miliknya termasuk rumahnya saat itu. Dari hasil penjualan harta benda miliknya dia mendapatkan uang sejumlah 300 dirham yang kemudian dia gunakan untuk membeli beberapa pakaian benda lainnya dan akan dijual kembali.
Setelah dia kulakan, dia menemui seorang kapten kapal yang akan berlayar. Dalm pembicaraannya, Sinbad memohon untuk dapat ikut berlayar dengan imbalan sejunlah uang yang dia dapatkan nantinya. Sang kapten menyetujui permohonan Sinbad, dan akhirnya mereka mulai pergi berlayar.
Pada awal pelayaran, mereka melihat sebuah pulau yang indah dan memutuskan untuk berlabuh dan beristirahat di pulau itu setelah berhari-hari berlayar tanpa istirahat. Para penumpang yang turun mulai berjalan-jalan mengelilingi pulau itu, ada yang mencari air, kayu, dan sebagainya. Lalu secara tiba-tiba, pulau itu bergerak dan si kapten pun berteriak agar mereka segera kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan.
Ternyata, pulau itu bukanlah sebuah pulau, melainkan seekor ikan yang tertidur lama hingga banyak tumbuhan yang tumbuh di badannya. Pada saat Sinbad berenang untuk kembali ke kapal, secara bersamaan ada angin besar yang datang hingga membuat Sinbad menjauh dari kapal tadi. Beruntungnya, Sinbad menemukan sebuah gentong air dan dia memeluk gentong itu hingga dia bisa terapung-apung di laut lepas.
Saat Sinbad mulai putus asa setelah terapung-apung di lautan berhari-hari, akhirnya di melihat sebuah pulau. Lalu arus pun membawa Sinbad dan gentong itu ke daratan, setelah tiba di daratan, Sinbad pingsan selama kira-kira 2 hari lamanya. Setelah lemas karena tidak makan minum berhari-hari, dia mulai merangkak untuk mencari makanan dan minuman. Akhirnya dia menemukan buah-buahan dan membuat tenaganya pulih perlahan.
Setelah tenaganya pulih, dia mulai berjalan mengelilingi pulau itu. Setelah dia berjalan mengelilingi pulau, akhirnya dia melihat seekor kuda yang sangat cantik, dan dia mulai berjalan menghampiri kuda itu. Saat dia menghampiri kuda itu, tiba-tiba ada orang berlari membawa pedang menghampiri dirinya. Sinbad yang ketakutan pun memohon ampun dan menceritakan kisahnya mengapa dia bisa terdampar di pulau itu. Orang yang berlari tadi ternyata merupakan seorang pelayan raja, begitu pula kuda cantik yang dilihat Sinbad, itu adalah kuda milik raja. Pelayan itu kemudian memberi makan dan minum kepada Sinbad agar kesehatannya segera pulih. Keesokannya, Sinbar bersama pelayan pun berjalan bersama untuk pulang ke kerajaan
Setibanya di kerajaan, ada pelayan yang menceritakan tentang Sinbad kepada raja dari kerajaan itu, raja itu bernama Mihraj. Raja Mihraj pun menemui Sinbad dan mendengarkan kisah ceritanya. Setelah raja mendengerkan kisah cerita Sinbad, raja pun menyukai dirinya. Hal itu terlihat karena raja berulang kali mengundang Sinbad dan memperlakukannya dengan sangat baik. Para pedagang dan awak kapal yang datang ke kerajaan itu, disambut oleh Sinbad atas permintaan raja.
Pada suatu saat, seperti biasanya Sinbad menyambut para pedagang dan awak kapal yang datang ke kerajaan itu. Saat itu, kebetulan ada sebuah kapal besar yang datang dari itu dan Sinbad pun pergi menemui kapten kapal itu dan mulai berbincang-bincang. Sinbad pun bertanya pada kapten itu, apakah dia memiliki barang yang bagus di kapal itu. Dalam kapal itu ada peti dari pedagang yang telah mati telah meninggal hanyut oleh laut. Sinbad yang tidak asing dengan wajah kapten itu pun menanyakan siapa pemilik dari peti itu, dan ternyata benar dugaan Sinbad, peti itu adalah miliknya yang dikira telah meninggal di laut lepas.
Kapten pun tak percaya begitu saja, untuk meyakinkan si kapten bahwa peti itu miliknya, Sinbad pun brcerita tentang awal mula dia bertemu dengan si kapten. Si kapten yang mendengar ceritanya, langsung percaya bahwa pemuda yang di depannya adalah benar Sinbad, pemilik peti yang dibawanya. Setelah kapten percaya, peti itu pun diberikan kepada pemilik aslinya, Sinbad.
Setelah peti itu diterima oleh Sinbad, Sinbad kemudian mengambil sebuah barang berharga dari peti itu dan memberikannya kepada raja sebagai ucapan terima kasih kepada raja atas perlakuannya selama dia tinggal di kerajaan itu. Sinbad pun bercerita lagi kepada sang raja tentang kapal yang datang dengan membawa barang miliknya. Sang raja yang kagum pun mengucapkan syukur dan memberikan hadiah yang jauh lebih mahal dari pada barang yang diterimanya kepada Sinbad.
Keesokan harinya, setelah kapal itu bersiap untuk berlayar, Sinbad pergi mengunjungi raja Mihraj. Kunjungannya kali ini untuk mengucapkan perpisahan kepada raja karena dia harus kembali ke kota asalnya, Baghdad. Setelah raja merelakan kepergian Sinbad, dia mengutus para pelayan untuk mengambilkan emas, permata, dan berbagai pakaian yang indah sebagai hadiah perpisahan untuk Sinbad.
Setelah itu, Sinbad pun berlayar pulang menuju kota asalnya, Baghdad. Para teman-temannya begitu senang melihat kepulangan Sinbad yang dikira telah meninggal hanyut di lautan lepas. Dari berbagai hadiah yang diterimanya, dia gunakan untuk membeli sebuah rumah yang indah untuk tempat tinggalnya. Dia pun menjadi kaya raya dan hidup bahagia selama beberapa tahun.